Welcome To Ni'amSpot. Good Luck For You. don't worry to make a mistake

Senin, 16 Desember 2013

Apakah Anda Insomnia? Ini Beberapa Cara mengatasinya

Jakarta, Tanda-tanda insomnia adalah sulit tidur, bangun terlalu dini, dan tidak cukup tidur meskipun Anda memiliki waktu dan lingkungan yang tepat untuk melakukannya. Sementara itu kesehatan fisik dan mental bisa terpengaruh pada hari berikutnya. Hati-hati, kurang tidur dapat membawa dampak buruk bagi jantung Anda, seperti serangan jantung atau stroke.

Orang yang mengalami insomnia, umumnya mengalami mimpi buruk saat mencoba tidur. Nah, orang yang mengalami insomnia sebenarnya ada jutaan orang. Bahkan, diperkirakan bahwa 10-30 persen manusia pada suatu waktu akan mengalami gejala insomnia.

Insomnia mempengaruhi tubuh secara luas. Biasanya efek yang paling jelas terkait dengan stres dan kecemasan yang dirasakan karena ketidakmampuan untuk tidur kembali atau memulai tidur. Meskipun ketidakmampuan untuk tidur keesokan harinya, biasanya ada perasaan stres, kecemasan, dan kelelahan selama hari berikutnya.

Meskipun kelelahan pada siang hari, upaya tidur malam berikutnya sering dipengaruhi oleh ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan tidur dan sebagai konsekuensi siklus dilanjutkan. Efek jangka panjang dari siklus ini bisa menjadi depresi, penambahan berat badan, demensia atau gangguan kognitif, kecelakaan kerja, dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kombinasi glukosa tinggi, tekanan darah tinggi, berat badan, dan kolesterol tinggi.

Masalah untuk memulai tidur, biasanya terkait dengan mempertahankan tidur, atau masalah dengan bangun terlalu dini. Semua ini menyebabkan kualitas tidur yang rendah. Dilansir dari Everyday Health, Senin (16/12/2013), lakukan lah hal berikut untuk mengatasi insomnia:

1. Jangan tidur di siang hari.

2. Buatlah kamar tidur Anda kondusif untuk tidur dengan mematikan TV, komputer, lampu dan setiap rangsangan lain.Nextdetikhealt.com 

Jumat, 26 Juli 2013

tentang bembayaran fidyah

Di antara udzur-udzur yang diperbolehkan meninggalkan puasa adalah mengandung dan menyusui. Nabi Muhammad saw mengatakan: "Sesungguhnya Allأ¢h meletakkan dari seorang musafir [kewajiban] puasa dan 'setengahnya' shalat, dan dari ibu hamil dan ibu menyusui [kewajiban] puasa." [HR. Ahmad dan ashhأ¢b assunأ¢n dari Anas bin Mأ¢lik al-Ka'by].

Pendapat yang dhaif, dipelopori oleh Hanafiyah, menyatakan tidak diwajibkannya membayar fidyahkepada ibu hamil dan ibu menyusui. Mereka hanya berkewajiban mengqadha puasanya. Sementara pendapat jumhur menyatakan kewajiban mengqadha dan membayar fidyah, "satu mud" bahan makanan pokok [beras, bukan nasi] untuk setiap hari meninggalkan puasa.

Kewajiban membayar fidyah ini apabila meninggalkan puasa demi keselamatan balita, sedangkan bila meninggalkan puasa demi keselamatan diri sendiri atau beserta keselamatan balita, maka tidak diwajibkan membayar fidyah. [Riwayat Ibnu 'Abbأ¢s --Nayl al-'Aththأ¢r, Imam Nawawi dalam Syarh al-Muhadzdzab].

Apabila Ramadhan tahun lalu meninggalkan puasa karena hamil, kemudian tahun depan meninggalkan puasa karena menyusui, maka masing-masing kasus meninggalkan puasa mempunyai konsekuensi hukum tersendiri. Yakni satu mud bahan makan pokok untuk setiap hari meninggalkan puasa.

Adapun waktu pembayaran fidyah adalah seumur hidup. Tidak ada keharusan membayar dalam satu putaran Ramadhan. Namun yang lebih utama adalah mempercepat pembayaran fidyah, terutama dalam bulam Ramadhan, karena keberkahannya. Menurut madzhab Hanbaliyah, pembayaran fidyah harus dilakukan segera.

Catatan: 1 mud = 675 gram atau 0,688 liter.

Senin, 20 Mei 2013

ini kisahku ?



Bismillahirohmaanirrokhim..
Ini adalah sedikit ceritaku,, setelah dinyatakan lulus dari sekolah menengah atas, bukanya senang karena udah dinyatakan lulus e malahan istilahnya kalau bahasa sekarang yakni galau. Dalam setiap sholat aku sempatkan untuk do’a mau dibawa kemanakah langkahku selanjutnya setelah lulus ? melalui perdebatan dengan kedua orang tuaku, yang bapaku kepinginya aku dipesantren seperti kakakku yang nyantri sejak atau mulai pertama aku massuk sekolah dasar sampai aku mau lulus sekolah menengah atas. Sedang ibuku kepingin aku kerja atau kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Kudus.
Paragraph kedua ini saya ceritakan bagaimana bias kok tiba-tiba aku kuliah di Jogja.
Ceritanya berawal dari ketidak sengajaanku untuk datang ke jogja yang niat pertamanya mengantar teman sekolahku di MAN 01 KUDUS yakni mujib, zamroni, dan bahrul yang akan mendaftar di salah satu universitas swasta yang ada di jogja, nah ketika sampai di universitas yang dituju, mulailah mereka mendaftar dan mengisi formulir pendaftaran (tapi si bahrul tidak ikut mendaftar karena ternyata dia sudah mempunyai tujuan awal, kuliah juga sih..tapi tidak bareng sama kami). E karena aku ikut masuk diruang pendaftaran mujib sama zamroni akhirnya aku tertarik juga untuk mencoba mengisi formulir pendaftaran yang ditawarkan petugas penjaga PMB.
Mulailah ada pengumuman dari hasil tes PMB yang kukerjakan, wah ternyata hasilnya lulus..waduh aku mulai bingung dengan hasil itu, kenapa g bingung ? setelah itukan pastinya akan melengkapi administrasi, sedang oarng tuaku lagi belum ada, wah ternyata tanpa sepengetahuanku bapak menjual anak kerbau untuk biaya aku..ya Alloh..betapa seriausnya bapakku mendukung aku. Singkat cerita setelah uang dikasihkan ke aku, aku dianter oleh omku ( Musta’in) om Musta’ain adalah omku yang paling dekat sama aku disbanding dengan omku yang lain. Terimakasih om..
Selanjutnya adalah cerita dikampus UTY fakultas Sains dan Teknologi, dikampus inilah saya mulai belajaar di kota pelajar (jogja), dan sekaligus aku tinggal dikampus sebagai takmir masjid kampus fakultas sains dan teknologi UTY. Disita aku mulai kenal orang-orang yang aku anggap baru dalam hidupku, diantaranya adalah pak Maryono(satpam kampus), mas Ali Romly(senior takmir masjid kampus), dan dua lagi yakni Lukwan dan Syukur(mahasiswa dari Pemalang). Tidak lama aku mulai adaptasi dan mulai dikenal dosen-dosen dan banyak mahasiswa, maklum…soalnya selain jadi takmir masjid dikampus aku juga kuliah sambil bantuin ngabsenin dosen-dosen yang bertugas pada saat jadwalnya masing-masing, selain itu aku juga disuruh bantuin menjaga perustakaan setiap hari sabtu dan minggu. Dan perlu diketahui, ternyata semua itu juga ada honornya lho…wah lumayan gaji pertama di jogja. Dari itu semua hikmahnya adalah aku bias mengenal hamper semua dosen-dosen yang mengajar di UTY. dosen dosen di UTY baik baik dan penuh dengan kekeluargaan..
Di UTY..aku belum memahai diriku sendiri, entah itu karena apa, aku blum tau..semula berawal dari aku masuk jurusan teknik sipil di UTY, yang katanya jurusan itu msih blum menjadi jurusan yang membuat yakin mahasiswanya. Dari itu semua aku mulai bimbang dan pada akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari kampus UTY yang penuh dengan kenangan bersama teman-teman dan dosen-dosen yang udah aku kenal.
Setelah lepas dari UTY aku sementara waktu berada atau tinggal di masjid yang terletak di Condong Catur, Sleman,Yogyakarta. Disinilah aku mulai kenal orang-orang baru seperti mas Tpik, Soffa, Ali, Ulil, Bu Radhio, Pak Darul Falah, Pak Khoirudin. Kesemuanya adalah orang-orang terdekat di masjid kampong tersebut. Disitu juga aku bersama-sama teman-teman mulai mengajar TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an). Dan disitu pulalah aku pernah ketipu dan kehilangan sepeda. Sepedaku adalah kendaraanku saat aku pergi k kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kelanjutan dari kisah ini masih dalam proses tungggu episode yang akan dating..
Barokallohu fi umrikum


Rabu, 19 Desember 2012

Epistimologi


NEGARA kita belakangan ini ramai dengan pro-kontra seputar perubahan kurikulum pendidikan yang akan ditetapkan mulai tahun ajaran 2013/2014. Berbagai pendapat mengemuka, mulai dari pakar, pengamat, hingga praktisi pendidikan. Namun, hampir dari seluruh pendapat yang ada, semua mengarah pada hal teknis, yaitu bagaimana daya serap tenaga pendidikan (guru) dalam menerapkan kurikulum baru itu, sementara kurikulum lama belum terimplementasi secara utuh.
Kekhawatiran berbagai pihak terhadap kurikulum baru itu adalah hal yang lumrah, terutama jika melihat data empiris terhadap perubahan kurikulum yang cukup sering terjadi di negeri ini. Dimana perubahan kurikulum tidak diikuti dengan perubahan yang diharapkan. Rata-rata kurikulum hanya indah di atas kertas dan rapuh dalam realita. Yang lebih parah adalah, mindsetdan metode guru dalam pembelajaran, ternyata tidak mengalami banyak perubahan.
Di sisi lain, pemerintah melihat perubahan tersebut sebagai kebutuhan untuk menyongsong masa depan, demikian seperti dipaparkan oleh Muhammad Nuh selaku Kemendikbud (Kompas, 7/12). Mantan Rektor ITS itu menegaskan bahwa perubahan kurikulum bukan hal tabu atau terlarang, justru perubahan kurikulum harus dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Perubahan kurikulum dilakukan karena Kurikulum 2006 (Kurikulum KTSP) dianggap masih menimbulkan berbagai fenomena negatif, seperti banyaknya mata pelajaran yang sangat membebani siswa, sementara hampir semua mata pelajaran cenderung pada pencapaian kompetensi dan kurang bermuatan karakter, sehingga melahirkan mental pragmatis, plagiarisme, kecurangan, tawuran pelajar, dekadensi moral, dan pengabaian nilai dan norma agama. Lihat saja berita terbaru di Situbondo Jawa Timur, bagaimana para pelajar yang semestinya gemar menuntut ilmu, justru melakukan arisan bersama untuk ‘membeli’ WTS.
Bagi umat Islam, perubahan kurikulum 2013 cukup memberi angin segar. Pasalnya jam mata pelajaran Pendidikan Agama rencananya akan mendapat tambahan. Untuk tingkat SD, Pendidikan Agama kelas IV, V dan VI menjadi 4 jam. Hal ini tentu perlu disyukuri, karena selama ini Pendidikan Agama hanya dianggap sebagai pelajaran pelengkap semata. Semoga saja, pemerintah juga memasukkan Pendidikan Agama sebagai mata pelajaran yang dimasukkan dalam Ujian Nasional (UN). Syukur-syukur jika Pendidikan Agama lebih diprioritaskan untuk terbentuknya adab dalam kehidupan bangsa dan negara. Jadi, tidak kognitif belaka, seperti selama ini terjadi.
Ilmu yang Rusak Melahirkan Peradaban Rusak
Namun demikian, sejatinya ada yang lebih penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen bangsa ini, terutama Kemendikbud untuk membangun pendidikan yang benar-benar handal dari sekedar utak-atik konsep kurikulum yang akan selalu menuai pro-kontra. Hal tersebut adalah epistimologi atau sumber kita mencari ilmu yang akan menjadi ruh dari kurikulum itu sendiri.
Epistemologi  berasal  dari  bahasa  Yunani  kuno,  έπιστεήε  yang  bermakna pengetahuan  dan  λογος  yang  artinya  kata,  logika,  akal,  diskursus,  teori.  Epistemologi  bermakna  diskursus  ataupun  teori  mengenai  ilmu.  Dengan  perkataan  lain,  materi  pembahasan  dalam  epistemologi  adalah  ilmu.  Dalam  epistemologi,  akan  dibahas misalnya,  mengenai  proses/cara  mendapat  ilmu,  sumber­sumber  ilmu  dan  klasifikasi  ilmu, teori tentang kebenaran, dan hal­hal lain yang terkait dengan filsafat ilmu. (Adnin Armas,Konsep Ilmu dalam Islam)
Mari kita tengok, apa saja yang disediakan pemerintah bagi tunas bangsa untuk membangun mental dan frame berpikir mereka. Dari mata pelajaran Sosiologi, dari kelas X hingga XII, teori yang dipaparkan adalah teori para pemikir Barat, yang tidak saja bertentangan dengan falsafah dan sejarah bangsa, tetapi juga dengan nilai dan kultur negara. Di kelas X, pelajar SMA sudah harus ‘mengunyah’ pendapat Auguste Comte yang anti Tuhan, dan Emil Durkheim yang anti agama.
Sementara itu, dalam pelajaran Ekonomi, mereka harus menelan doktrin Adam Smith yang menyatakan bahwa sumber daya alam terbatas dan kebutuhan manusia tidak terbatas. Ironisnya, dari seluruh sumber belajar untuk tingkat SMP dan SMA, tak satupun nama intelektual Muslim disebutkan. Padahal, sejarah mencatat bahwa kemajuan Barat berawal dari interaksi mereka dengan Peradaban Islam yang menginspirasi dunia hingga saat ini.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pemerintah kita masih merujuk Barat sebagai sumber ilmu. Padahal, secara epistemologis, konstruk keilmuan dari Barat bisa merusak mental dan cara berpikir generasi bangsa. Hal ini tidak lain karena, Barat telah mereduksi sumber ilmu hanya pada hal-hal yangobservable. Di luar itu, seperti anggapan Immanuel Kant dan Durkheim hanyalah ilusi, mitos, dan takhayul.
Wajar jika kemudian, frame berpikir masyarakat Indonesia umumnya pro terhadap Barat dan salah paham terhadap Islam. Belum lagi jika melihat acuan mata kuliah Filsafat Ilmu di tingkat perguruan tinggi. Jangankan di perguruan tinggi umum, di perguruan tinggi Islam saja, sumber belajar yang dijadikan rujukan untuk mendidik anak bangsa hampir semuanya dari Barat. Tidak saja kajian umum, termasuk kajian Islam, mulai dari Studi Islam hingga tafsir al-Qur’an yang memasukkan Hermeneutika sebagai mata kuliah wajib.
Apabila sumber ilmu ini tidak diubah, maka perubahan kurikulum seperti apapun dan seberapa sering dilakukan pun, tidak akan memberi dampak signifikan, terutama dalam upaya penanaman karakter dan pembangunan mental bangsa. Seperti seorang kepala keluarga yang ingin membangun rumah yang indah dan kuat, tetapi mengambil bahan yang tidak tepat, tentu rumah yang terbentuk adalah rumah yang rapuh dan buruk.
Selain itu, tetapnya pilihan menjadikan epistemologi dan sejarah Barat sebagai sumber ilmu secara otomatis akan melahirkan sikap inferiorisme yang menganggap Barat unggul dan maju serta layak jadi rujukan. Di sisi lain, hal tersebut juga akan menjadikan mental berpikir bangsa ini terus-menerus terjajah oleh epistemologi Barat.
Jadi, yang mendasar untuk dipikirkan oleh seluruh elemen bangsa adalah bagaimana membangun sumber ilmu yang benar-benar mampu melahirkan generasi bangsa yang beriman dan bertakwa. Tentu tidak ada cara lain, kecuali dengan kembali menerapkan sumber ilmu yang telah menjadikan umat Islam unggul dalam memimpin peradaban selama lebih dari tujuh abad lamanya, termasuk telah menyelamatkan Eropa dari kegelapan selama berabad-abad.
Pemerintah harus lebih objektif dalam melihat epistemologi Islam dan kritis terhadap epistemologi Barat. Karena secara hakiki, bangsa dan negara ini sesungguhnya sangat membutuhkan sumber ilmu yang benar-benar bersumber dari ajaran Islam, bukan yang lain.
Tanpa perubahan sumber ilmu secara epistemologis, maka negeri ini hanya akan menduplikat kecanggihan teknologi yang justru membingungkan manusia itu sendiri, sehingga lahir krisis kehidupan yang tak terkendali. Suatu krisis yang menurut Fritjof Capra telah merusak seluruh elemen penting kehidupan, tidak saja alam, tetapi juga intelektual dan jiwa manusia itu sendiri, sehingga ilmu yang kini ada sama sekali tidak mampu menjawab masalah yang dihadapi manusia.
Pakar hukum justru melanggar hukum, pemegang amanah justru serakah, pedagang banyak yang curang, pelajar banyak yang kurang ajar, dan rakyat banyak yang bejat. Semua ini adalah masalah yang selamanya sulit diatasi, jika negara masih menjadikan teori dan pengalaman Barat sebagai konsep solusi untuk membangun bangsa dan negara.
Salah satu tantangan pemikiran Islam kontemporer yang dihadapi kaum Muslimin saat  ini adalah problem  ilmu. Sebabnya, peradaban Barat  yang mendominasi peradaban  dunia  saat  ini  telah menjadikan  ilmu  sebagai problematis. Selain  telah salah­memahami makna ilmu, peradaban tersebut telah menghilangkan maksud dan tujuan ilmu. Sekalipun peradaban Barat modern  telah menghasilkan  ilmu  yang bermanfaat, namun,  tidak dapat dinafikan  bahwa  peradaban  tersebut  juga  telah menghasilkan  ilmu  yang  telah merusak khususnya kehidupan spiritual manusia. Epistemologi Barat bersumber kepada akal dan panca­indera.
Konsekwensinya,  berbagai  aliran  pemikiran  sekular  seperti  rasionalisme, empirisme,  skeptisisme,  relatifisme,  ateisme,  agnotisme,  humanisme,  sekularisme, eksistensialisme, materialisme, sosialisme, kapitalisme,  liberalisme mewarnai peradaban Barat modern dan kontemporer. Westernisasi ilmu telah menceraikan hubungan harmonis antara manusia dan Tuhan, sekaligus telah melenyapkan Wahyu sebagai sumber ilmu. (Adnin Armas, Konsep Ilmu dalam Islam)
Akhirul kalam,  masa depan bangsa ini selain dipengaruhi oleh struktur kurikulum, lebih jauh sangat ditentukan oleh sumber ilmu yang dijadikan pedoman dalam mendidik generasi masa depan. Oleh karena itu, revisi sumber ilmu adalah keniscayaan bagi negeri ini untuk bisa eksis di masa depan. Jika tidak, maka selamanya kita akan kehilangan adab, yang menurut Al-Attas adalah sumber dari segala kerusakan manusia modern.
Bedanya dengan Barat, selain pentingnya ilmu, para ulama kita juga memadukan ilmu dengan amal, fikir dan  zikir,  akal  dan  hati.  Kondisi  tersebut  tampak  jelas  dalam  contoh  kehidupan  para ulama kita, seperti Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Bukhari. Al­Hakam bin Hisyam al­Tsaqafi  mengatakan:  “Orang  menceritakan  kepadaku  di  negeri  Syam,  suatu  cerita tentang  Abu  Hanifah,  bahwa  beliau  adalah  seorang  manusia  pemegang  amanah  yang terbesar. Sultan mau mengangkatnya menjadi pemegang kunci gudang kekayaan Negara atau memukulnya kalau menolak. Maka Abu Hanifah memilih  siksaan daripada siksaan Allah Ta’ala.”
Ada pula kisah Imam Syafi‘i yang hapal al-Quran semenjak usia 9 tahun. Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal hadits yang terdapat dalam kitab Al Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya yang 15 tahun, beliau lulus dalam spesialisasi hadis dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina, sehingga beliau diberi kepercayaan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada masyarakat dan menjadi guru besar di Masjidil Haram, Makkah al Mukarramah.
Bukunya Ar Risalah dan Al 'Um banyak dirujuk. Bahkan ajaran Imam Syafi'i terkenal dengan Mazhab Syafi'i yang banyak dianut oleh umat Islam di Indonesia, Asia Tenggara, Mesir, Baghdad, dan negara lainnya . Yang mengagumkan, ulama bernama lengkap Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy Syafi'I selain dikenal ulama mashur, beliau selalu menghkatamkan al­Qur’an  dalam bulan Ramadhan, enam puluh kali. Semuanya itu dalam shalat. Bisakah kurikulum pendidikan kita bisa melahirkan orang-orang sekelas itu? Minimal di bawahnya?*
Penulis adalah pengasuh pesantren, tinggal di Depok Jawa Barat 


Selasa, 12 Juni 2012

Standard Operating Prosedur (SOP) Studend Center Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta


Standard Operating Prosedur (SOP)
Studend Center
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta

Description: UIN.jpeg
STANDAR OPERATING PROCEDURE
KODE
SOP SC-01
JUDUL
SARANA DAN PRASARANA DI STUDE CENTER
TANGGAL DIKELUARKAN
MEI2012
AREA
STUDENT CENTER UIN SUNAN KALIJAGA
No.REVISI : 01


1.      PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Salah satu sasaran RENSTRA SC UIN Sunan Kalijaga adalah semakin mantapnya kesehatan organisasi dan otonomi universitas.  Sasaran ini diarahkan pada peningkatan mutu manajemen Student Center yang mencakup seluruh aspek manajemen, yaitu UKM, sumber daya (mahasiswa, keuangan, sarana dan prasarana, dan informasi) dan mutu, pada setiap jenjang agar Studend Center mampu menyelenggarakan seluruh kegiatannya secara mandiri dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan suatu prosedur operasional yang jelas dan standar bagi semua pihak yang terlibat dalam pencapaian sasaran renstra tersebut. Praktik-praktik baik yang telah berlangsung di Studend Center perlu distandarisasi dan didokumentasikan agar menjadi acuan bagi manajemen dalam menjalankankan tugas dan fungsinya serta menjamin keberlangsungan implementasi praktik-praktik baik tersebut, meskipun terjadi  transisi kepemimpinan manajerial.
Terkait dengan sasaran RENSTRA SC dalam rangka mengatur sarana dan prasarana. Maka SC akan membangun standarisasi sistem layanan yang dapat meningkatkan  efisiensi dan efektifitas kinerja UKM – UKM di SC serta mampu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan proses pemanfaatan atau pemakaian sarana dan prasarana di SC. Untuk menuju kepada standarisasi layanan perlu diciptakan terlebih dahulu sistem manual terstandar atau semacam Standard Operating Prosedur (SOP) untuk seluruh layanan yang ada sehingga dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya.
b.      Tujuan
Standard Operating Prosedur (SOP) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan , serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis. Dengan adanya sistem manual standar atau (SOP) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja layanan yang diberikan oleh Student Center UIN Sunan Kalijaga. Dengan adanya instruksi kerja yang terstandarisasi maka semua kegiatan layanan pemanfaatan sarana dan prasarana akan dapat dilakukan secara konsisten oleh siapapun yang sedang bertugas melakukan layanan. Layanan-layanan yang berbelit dan tidak jelas prosedur operasinya akan semakin terminimalisir. Disamping konsistensi layanan hal lain yang akan dihasilkan adalah efisiensi dan efektifitas kerja. Dengan prosedur yang terstandar setiap pengguna saranadanprasaranamaupun staf yang memberi layanan akan dapat memanfaatkan ataupun melakukan pemanfaatan yang semakin hari semakin baik dan semakin cepat karena terjadinya proses pembelajaran yang secara terus menerus terjadi selama proses pemanfaatan sarana dan prasarana. Dengan demikin dapat dipastikan melalui SOP ini akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja layanan di Student Center UIN Sunan Kalijaga.

2.      DISKRIPSI DAN RUANG LINGKUP
Layanan yang diberikan di Student Center UIN Sunan Kalijaga, yakni layanan yang diberikan kepada calon mahasiswa/mahasiswa mulai dari perekrutan mahasiswa baru, kuliah sampai pada layanan terakhir sebelum mahasiswa meninggalkan UIN yaitu wisuda. SOP yang dihasilkan adalah SOP Perekrutan anggota UKM, SOP Pemanfaatan sarana dan prasarana, SOP Pengembangan UKM baru. 

A.     DEFINISI
Sarana prasarana = Alat-alat danlapangan/media inventaris yang difasilitasi olehUniversitas untuk digunakan dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Mahasiswa                     : Mahasiswasebagaikonsumenataupengguna yang berhakmemanfaatkansemuafasilitas yang tersediadenganseizinpihak yang berwenang.

UKM                              :  Sebagaiperantaradalam proses peminjamansaranadanprasaranasesuaidenganbidang UKMnyamasing-masing.

SC                                  : SC sebagaipihakpengelolasaranaprasarana UKM
sekaliguspihak yang paling berwenangmemberikanizindalampenggunaansaranaprasarana

DevisiPengelola             : Sebagaipihak yang bertanggungjawabdalamperawatanataupengelolasaranadanprasarana.

PROSEDUR DAN TANGGUNGJAWAB

Kegiatan
Mahasiswa
UKM
SC
Divisipengelola
A.  Pengajuan Peminjaman
1.      Suratpengantar peminjaman


2.      Konfirmasi pihak SC




B.  Pelaksanaan
1.         Pembimbingan dari divisi sarana prasarana


2.         Tanggung jawab peminjam







Popular Posts

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes